Jumat, 15 Juli 2011

Program Sekolah Yang Efektif : Menuju Ramah Anak

Menjadikan anak-anak sehat dan mampu untuk belajar merupakan komponen yang esensial dari sebuah sistem pendidikan yang efektif. Terutama sekali ini relevan untuk mendukung program Education for All untuk daerah-daerah yang kurang beruntung. Anak-anak di daerah (keluarga) yang kurang beruntung ini biasanya paling rawan terkena sakit dan kurang gizi. Mereka membutuhkan perbaikan kesehatan.
Program kesehatan sekolah yang paling efektif yang dikembangkan sebagai bagian dari kemitraan dengan masyarakat dapat memberikan cara yang paling efektif untuk menjangkau anak yang lebih besar (remaja) dan lebih luas lagi masyarakat serta merupakan cara yang berkelanjutan untuk mempromosikan praktek-praktek yang sehat.
Memperbaiki kesehatan dan pembelajaran (health and learning) anak sekolah melalui program berbasis sekolah bukan merupakan konsep baru. Banyak negara telah mempraktekkan program ini. Demikian pula dengan lembaga-lembaga internasional. Dari pengalaman melaksanakan program tersebut, disarankan untuk a) membuat aksi nyata dengan kemitraan dengan berbagai pihak/agency untuk memperluas cakupan program kesehatan sekolah dan b) membuat lebih efektif. Program kesehatan sekolah yang efektif akan berkontribusi dalam pengembangan Sekolah Ramah Anak (Child Friendly School) dan dengan demikian berkontribusi untuk pendidikan untuk semua (Education for All). 
Sekolah Ramah Anak
Kerangka kerja yang dipaparkan di sini adalah merupakan titik awal untuk mengembangkan komponen kesehatan sekolah yang efektif dalam upaya yang lebih luas untuk mencapai sekolah yang lebih Child Friendly. Child Friendly School yang dikembangkan oleh UNICEF ditandai sekolah tersebut sehat untuk anak, efektif dengan anak, protektif terhadap anak dan melibatkan keluarga dan masyarakat – dan anak.
Sebenarnya banyak hal yang dapat dilakukan, namun bila setiap sekolah menerapkan empat intervensi-intervensi ini maka sudah dapat terlihat manfaatnya yang berarti dalam waktu relatif singkat. Ini menjadi dasar bagi pengembangan berikutnya. Selain itu tujuannya adalah memfokuskan intervensi-intervensi yang memungkinkan untuk dilakukan di sekolah dengan sumber daya yang minim.
WHO dalam kesehatan sekolah, pada tahun 1996 meluncurkan inisiatif global untuk meningkatkan jumlah sekolah yang disebut “health promoting“. Sekolah yang mempromosikan kesehatan adalah sekolah yang secara terus menerus memperkuat kapasitas sebagai tempat yang sehat untuk tinggal, belajar dan bekerja.
Pengalaman yang dilakukan oleh WHO, Unicef, Unisco dan Word Bank telah merekomendasikan adanya komponen utama yang cost effective yang dapat membentuk basis bagi tindakan bersama yang lebih intensif untuk membuat sekolah sehat dan berkontribusi untuk pengembangan sekolah yang “Child Friendly”. Kemudian lembaga-lembaga tersebut mengembangkan kemitraan untuk memfokuskan sumberdaya pada kesehatan sekolah efektif (Focusing Resources on Effective Schooll Health = FRESH).
Empat komponen FRESH adalah :
  1. Kebijakan Sekolah yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Policies in Schools).
  2. Penyediaan air minum dan sanitasi yang baik (Provision of Save Water and Sanitation Facilities).
  3. Pendidikan kesehatan berbasis keterampilan (Skill Based Health Education).
  4. Pelayanan Kesehatan dan Gizi berbasis sekolah (School Based Health and Nutrition Services).
Kebijakan Sekolah yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Policies in Schools). Kebijakan kesehatan harus ada di sekolah-sekolah. Kebijakan tersebut termasuk kebijakan adanya pendidikan kesehatan berbasis keterampilan dan penyediaan beberapa pelayanan kesehatan di sekolah. Kebijakan kesehatan di sekolah juga untuk meyakinkan lingkungan fisik yang aman (safe and secure) dan lingkungan psikososial yang positif, juga harus menyangkut hal-hal seperti kekerasan terhadap anak, pelecehan seksual dan sebagainya. Kebijakan yang dapat membantu pencegahan dan pengurangan pelecehan oleh siswa lain bahkan pelecehan guru, kebijakan yang dapat memberi kesempatan yang sama bagi anak perempuan untuk bersekolah. Kebijakan mengenai praktek-praktek oleh guru dan siswa yang berkaitan dengan kesehatan yang dapat memperkuat pendidikan kesehatan: para guru dapat menjadi “role model” bagi para siswanya, misalnya tidak merokok di sekolah, kebersihan dirinya dan sebagainya. Kebijakan-kebijakan yang paling baik dibuat dengan melibatkan berbagai tingkat, tingkat nasional, para guru, para siswa, para orang tua wali murid dan sebagainya. 
Penyediaan air minum dan sanitasi yang baik (Provision of Save Water and Sanitation Facilities). Lingkungan sekolah dapat merusak status sekolah dapat merusak status kesehatan dan gizi anak-anak sekolah, khususnya jika lingkungan tersebut meningkatkan paparan terhadap bahaya seperti bahaya penyakit infeksi yang tertularkan melalui air. Pendidikan mengenai personal hygiene menjadi kurang bermakna tanpa adanya air minum dan fasilitas sanitasi. Dengan menyediakan fasilitas-fasilitas ini, sekolah dapat memperkuat pesan-pesan tentang personal hygiene dan kesehatan. Hal ini dapat menjadi contoh baik bagi siswa maupun masyarakat yang lebih luas sehingga akhirnya dapat menimbulkan kebutuhan fasilitas yang sama di masyarakat. Kebijakan mengenai konstruksi harus dapat mendukung upaya untuk menjawab isu-isu gender dan privasi. Misalnya, fasilitas untuk laki-laki dan perempuan dipisahkan, terutama untuk anak (remaja) perempuan. Ini penting untuk mengurangi faktor drop out pada saat menstruasi.
Pendidikan kesehatan berbasis keterampilan (Skill Based Health Education). Pendekatan ini untuk pendidikan kesehatan, gizi dan hygiene yang berfokus pada pengembangan pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan hidup (life skill) yang diperlukan untuk bertindak, membuat keputusan yang berhubungan dengan kesehatan yang positif dan tepat. Kesehatan yang dimaksud tidak saja menyangkut kesehatan fisik tetapi juga lingkungan (environment) dan psikososial. Faktor prilaku dan lingkungan sosial yang tidak sehat tidak saja mempengaruhi gaya hidup, kesehatan dan gizi, tetapi juga menghambat kesempatan bersekolah. Pengembangan sikap yang berhubungan dengan gender (kesetaraan umat laki-laki dan perempuan) dan pengembangan keterampilan-keterampilan khusus seperti mengahadapi tekanan oleh teman sebaya, merupakan sentral bagi pendidikan kesehatan berbasis keterampilan yang efektif dan lingkungan sosial yang positif. Saat siswa memiliki keterampilan akan lebih menjamin seseorang tersebut mengadopsi dan terus melaksanakan perilaku hidup sehat selama sekolah dan untuk seterusnya.
Pelayanan Kesehatan dan Gizi berbasis sekolah (School Based Health and Nutrition Services). Sekolah dapat secara efektif memberikan pelayanan kesehatan dan gizi bila pelayanan tersebut sederhana, aman (safe) dan familiar serta menjawab persoalan yang angka kejadiannya tinggi dan penting di masyarakat. Misalnya, pada masalah kekurangan zat gizi mikro (seperti zat besi, yodium, dan sebagainya), cacingan;  penyediaan makanan kecil untuk mengatasi rasa lapar sesaat selama mengikuti pelajaran dapat memperbaiki prestasi belajat siswa.
Manfaat Program Kesehatan Sekolah yang Efektif
Kemampuan anak untuk mencapai potensinya secara penuh, langsung dipengaruhi oleh efek sinergis antar kondisi kesehatan yang bagus, nutrisi yang bagus dan pendidikan yang tepat. Kesehatan dan pendidikan tidak berhenti pada hal itu, melainkan juga berarti menyediakan individu dengan kesempatan untuk hidup produktif dan memuaskan. Kesehatan sekolah merupakan investasi bagi masa depan bangsa dalam meningkatkan kapasitas manusianya.
Program kesehatan sekolah yang efektif akan memberikan manfaat:   
Menjawab Kebutuhan Baru. Dalam upaya pemerintah meningkatkan cakupan pendidikan, peran kesehatan sangat penting, terutama untuk anak perempuan. Dengan demikian sekolah merupakan tempat kunci di mana sektor kesehatan dan pendidikan dapat bekerja bersama untuk memperbaiki kesehatan, gizi dan pendidikan anak.
Meningkatkan efikasi dari investasi yang lain dalam pengembangan anak. Program kesehatan sekolah yang efektif akan melanggengkan manfaat program ECCD (early chil care and development).
Prestasi pendidikan yang lebih baik. Kekurangan gizi mikro, infeksi parasit, penglihatan dan pendengaran yang kurang baik akan memiliki efek buruk pada kehadiran di sekolah, kecerdasan dan prestasi sekolah.
Mencapai kesetaraan sosial yang lebih baik. Pada anak-anak dari keluarga kurang mampu, kemampuan mereka untuk datang ke sekolah dan kemampuan belajarnya dipengaruhi oleh tingkat kesehatannya. Program kesehatan sekolah akan sangat menolong anak-anak ini.
Merupakan strategi yang sangat efektif biaya. Keefektifan program ini karena efek sinergis dari manfaat kesehatan dan manfaat pendidikan yang terlihat tidak saja dari perbaikan kondisi kesehatan dan gizi tapi juga dari perbaikan hasil prestasi belajar, mengurangi pemborosan, mengurangi pengulangan dan secara umum meningkatkan hasil investasi pendidikan.
Oleh karena itu, kini saatnya untuk berbuat, menjadikan program kesehatan sekolah, efektif.  
Daftar Pustaka
Setyo Edi, SKM, Dipl.CN, M.Sc. dalam Percik, 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar